Sistem Numerasi
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan.
Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan.
Berikut ini dalah bebrapa sistem numerasi yang terkenal :
a)Sistem Numerasi Mesir Kuno
Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai kertas yang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan bebbentuk gambar-gambar dengan menggunakan sejenis pena dengan tinta berwarna merah atau hitam. Tulisan Mesir Kuno Sering disebut tulisan Hieroglif dan tulisan ini ditemukan dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan-guratan pada batu atau potongan kayu. Tulisan Mesir Kuno diperkirakan berkembang pada tahun 3400 SM.
Sistem Numerasi Mesir Kuno bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai lambang-lambangnya.
b)Sistem Numerasi Babilonia
Tulisan atau angka bangsa Babilonia sering disebut sebagai tulisan paku karena betuknya seperti paku. Orang Babilonia menuliskan huruf paku menggunakan tongkat yang berbentuk segitiga yang memanjang dengan cara menekannya pada lempengan tanah liat yang masih basah sehingga dihasilkan cekungan segitiga yang meruncing menyerupai gambar paku. Tulisan paku diperkirakan dibuat pada tahun 2000 SM.
Berikut ini adalah simbol-simbol Babilonia :
Ciri-ciri Sistem Numerasi Babilonia :
1)menggunakan basis 60
2)menggunakan nilai tempat
3)simbol-simbol yang digunakan adalah ▼ dan <
4)tidak mengenal simbol 0 (nol)
c)Sistem Numerasi Yunani Kuno
Sistem Yunani Kuno terdapat 2 macam, yaitu :
1)Sistem Yunani Kuno Attik
Bangsa Yunani Kuno telah mengenal huruf dan angka pada tahun 600 SM yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat. Lambang bilangan Yunani Kuno diambil dari huruf awal penyebutan bilangan tersebut.
2)Sistem Yunani Kuno Alfabetik
d)Sistem Numerasi Maya
Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh, berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh alat tulis yang dioakai, yaitu tongkat yang penampangnya silindris, sehingga dengan cara menusukkan tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tongkat mereka sehingga berbekas garis.
Ciri- ciri Sistem Numerasi Maya :
1)menggunakan basis 20
2)mengenal simbol 0 (nol)
3)ditulis secara tegak atau vertical
e)Sistem Numerasi Cina
Bangsa Cina menuliskan angka-angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit bentuknya menyerupai kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi. Bentuk tulisan bangsa Cina telah ada sejak tahun 200 SM.
f)Sistem Numerasi Romawi
Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan-pehitungannya. Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf bessar yang sejalan dengan pemikiaran orang-orang Yunani. Sistem numerasi Romawi menggunakan basis 10. Pada dasarnya sistem Romawi ini merupakan sistem penjumlahan dan perkalian. Jika simbol-simbol sebuah angka mempunyai nilai yang menurun dari kiri ke kanan, maka nilai angka tersebut dijumlahkan. Sebaliknya jika sebuah angka mempunyai nilai yang naik dari kiri ke kanan, maka nilai angka tersebut dikurangkan.
Berikut ini simbol Sistem Numerasi Romawi :
I =1, I disebut UNUS
V =5 , V disebut QUINQUE
X =10, X disebut DECEM
L =50, L disebut QUINQUAGINTA
C =100, C disebut CENTUM
M =1000
g)Sistem Numerasi Arab-Hindu
Bangsa Hindu pada tahun 300 SM diperkirakan sudah mempunyai angka-angka dengan menggunakan bilangan basis 10, tetapi mereka belum mengenal bilangan nol. Mereka mulai menggunakan sistem nilai tempat dan mengenali bilangan nol diperkirakan terjadi pada tahun 500 M.
Sistem Hindu- Arab mempunyai ciri-ciri lengkap , yaitu :
1)hanya menggunakan 10 lambang bilangan
2)bilangan yang lebih dari 9 dituliskan sebagai bentuk suku-suku yang merupakan kelipatan dari bilangan perpangkatan dengan 10
3)menggunakan nilai tempat, artinya lambang yang sama dengan tempat yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda
4)menggunakan swistem aditif dalam pengelompokannya
Daftar Pustaka
•Pendidikan Matematika 1
•Subariah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdikknas
Published with Blogger-droid v2.0.2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar